Kamis, 27 Juni 2013

Perkembangan Teknologi Perbankan Elektronik :
               Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti misalnya melakukan jual-beli. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek kehidupan kita.
Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perbankan. Bank di Indonesia mulai memasuki dunia maya yaitu internet banking atau yang lebih dikenal dengan E-Banking, yang merupakan bentuk layanan perbankan secara elektronik melalui media internet. E-Banking pada dasarnya merupakan suatu kontak transaksi perbankan antara pihak bank dan nasabah dengan menggunakan media internet.

Jenis-Jenis E-Banking :
1. Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.

2. Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan lain-lain.

3. Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.

4. Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah.

5. Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment.

6. Direct Payment (also electronic bill payment). Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
7. Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.

8. Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.

9. Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik.

10. Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom).

11. Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tadi ke penerbit kartu.

12. Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard atau Visa networks).

13. Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain.

Prinsip Penerapan E-Banking dan M-Banking :
Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi, e-banking meliputi phone banking, mobile banking, dan internet banking. E-banking didefinisikan sebagai penghantaran otomatis jasa dan produk bank secara langsung kepada nasabah melalui elektronik, saluran komunikasi interaktif.
E-Banking meliputi sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis, untuk mengakses rekening, melakukan transaksi bisnis, atau mendapatkan informasi produk dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik, termasuk internet. Nasabah dapat mengakses e-banking melalui piranti pintar elektronis seperti komputer/PC, PDA, ATM, atau telepon.
Contoh-contoh E-Banking yang diterapkan di dalam sebuah bank adalah :

ATM, Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri
Ini adalah saluran e-Banking paling populer yang kita kenal. Setiap kita pasti mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM. Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan melakukan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin bertambah yang memungkinkan untuk melakukan pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan yang terkini transfer ke bank lain (dalam satu switching jaringan ATM). Selain bertransaksi melalui mesin ATM, kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja di tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit. Bila kita mengenal ATM sebagai mesin untuk mengambil uang, belakangan muncul pula ATM yang dapat menerima setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash Deposit Machine/CDM. Layaklah bila ATM disebut sebagai mesin sejuta umat dan segala bisa, karena ragam fitur dan kemudahan penggunaannya.

Phone Banking
Ini adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi dengan bank via telepon. Pada awalnya lazim diakses melalui telepon rumah, namun seiring dengan makin populernya telepon genggam/HP, maka tersedia pula nomor akses khusus via HP bertarif panggilan flat dari manapun nasabah berada. Pada awalnya, layanan Phone Banking hanya bersifat informasi yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo rekening serta dilayani oleh Customer Service Operator/CSO. Namun profilnya kemudian berkembang untuk transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain; serta dilayani oleh Interactive Voice Response (IVR). Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis ketimbang ATM untuk transaksi non tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.

Internet Banking
Ini termasuk saluran teranyar e-Banking yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan menggunakan komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari saluran ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.

SMS/m-Banking
Saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan, namun tergantung pada akses yang dapat diberikan bank. Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan karena nasabah harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms.
Di balik kemudahan e-Banking tersimpan pula risiko, untuk itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk ATM, nasabah diberikan kartu ATM dan kode rahasia pribadi (PIN); sedangkan untuk Phone Banking, Internet Banking, dan SMS/m-Banking, nasabah diberikan kode pengenal (userid) dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk internet banking, pada bank tertentu diberikan piranti tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan untuk SMS Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan.
Dengan beragamnya kemudahan transaksi via e-Banking, kini pilihan ada di tangan kita untuk memanfaatkannya atau tidak. Namun mengingat tidak semua bank menyediakan layanan-layanan tersebut, maka seberapa pintarkah bank kita? Untuk dapat bertransaksi pintar, kini saatnya memilih bank pintar kita, tentunya sesuai kebutuhan transaksi.
Internasional Elektronik Fund Transfer :
Electronic Funds Transfer Systems (EFTS) sudah menjadi metode utama yang melibatkan pembayaran dana dalam jumlah besar yang dilakukan lembaga keuangan dan nasabah bisnisnya. EFT didefinisikan sebagai pemindahan dana yang diawali dari terminal elektronik, instrument telpon, computer, atau magnetic tape untuk memesan, memerintahkan, atau memberikan kewenangan kepada lembaga keuangan untuk mendebet atau mengkredit rekening.  Kemampuan lembaga keuangan untuk menyediakan jasa-jasa tersebut seiring dengan perkembangan teknologi computer dan teknologi komunikasi data.

Senin, 22 April 2013

tugas 2 terapan komputer dan perbankan

TUGAS II

TERAPAN KOMPUTER PERBANKAN

1.Jasa-jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang dilakukan oleh suatu bank untuk memperlancar aktivitas bank tersebut dan juga untuk mendapatkan keuntungan yang sering disebut fee based. Sebutkan minimal 15 keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank tersebut?
JAWABAN:
Adapun  keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank ini antara lain:
-Biaya administrasi
-Biaya kirim
-Biaya tagih
-Biaya provinsi dan komisi
-Biaya sewa
-Biaya iuran
-Biaya lainnya
-Kiriman uang(transfer)
-Kliring(clearing)
-Inkaso(collection)
-Safe deposiy box
-Bank card
-Bank note
-Travellers cheque
-Letter of Credit
-Bank Garansi
(SUMBER : BUKU BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA, Dr. KASMIR, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, JAKARTA )

2.Jelaskan dengan lengkap yang dimaksud dengan,

a.Kiriman uang (Transfer)
Jawaban:
Transfer merupakan jasa pengiriman uang lewat bankantar rekening disuatu tempat ke tempat yang lain baik untuk kepentingan nasabah debit atau non debit dan utuk kepentingan bank itu sendiri.

b.Kliring, lengkapi dengan mekanismenya
Jawaban:
Kliring merupakan jasa penyelesaian utang antar bank dengan cara saling menyerahkan wakat-wakat yg akan dikliringkan  di lembaga kliring (penagihan warkat seperti cek atau BG (bilayet giro)  yg berasal dari dalam kota).

c.Inkaso
Jawaban:
Inkaso merupakan jasa bank untuk nagihkan wakat-wakat yg berasal dari luar kota atau luar negri. Sebagai contoh apabila kita memperoleh selembar cek yg diterbitkan oleh bank dikota bandung, maka cek tersebut dapat di cair kan di Jakarta melalui jasa inkaso.

d.Safe Deposit Box
Jawaban:
Safe Deposit Box merupakan jasa-jasa bank yg di berikan pada para nasabahnya jasa ini dikenal dengan nama safe poket. SDB berbentuk kota dengan berbentuk kotak dengan ukuran tertentu dan di sewakan pada nasabah demi kepentingan untuk menyimpan dokumen-dokumen atau benda-benda berharga miliknya.

e.Bank note
Jawaban:
Bank note merupakan uang kartal asing yang di keluarkan dan di terbitkan oleh bank di luar negri. Bank note di kenal juga dengan istilah “devisa tunai” yg mempunyai sifat-sifat seperti uang tunai. Tidak semua bank note dapat di perjual belikan,hal ini tergantung daripada aturan devisa di Negara yg asal bank notes. Sedangkan yg di maksud dengan jual beli bank note merupakn transaksi antara valuta yg dapat di terima pembayarannya dan dapat di perjualbelikan dan di perdagangkan kembali sesuai dengan nilai tukar yg terjadi pada saat itu. Bank mengelompokan bank note kedalam 2 klasifikasi yaitu bank note yg lemah dan bank note yang kuat dan bank biasanya lebih menyukai yg lengkap bank note yg nilaina kuat.

f.Bank Card
Jawaban:
Bank  card merupakan kartu pelastik yg di keluarkan oleh bank yang di berikan kepada nasabahnya untuk dapat di pergunakan sebagai alat pembayaran di tempat-tempat tertentu seperti supermarket,pasar swalayan, hotel,restoran,dan tempat hiburan, dengan kartu ini juga dapat di uangkan (mengambil uang tunai) di berbagai tempat seperti ATM (Automatic Teller Machine) ATM biasanya tersebar di berbagai tempat yg strategis seperti di tempat pembelanjaan,hiburan dan tempat perkantoran.


g.Travellers Cheque
Jawaban:
Travellers Cheque dikenal dengan nama cek pariwisata atau cek perjalanan yang hiasanya digunakan oelh mereka yang hendak berpergian atau sering dibawa oleh turis. Travellers Cheque diterbitkan oleh pecahan-pecahan seperti halnya uang kartal dan di terbitkan dalam mata uang rupiah dan mata uang asing.


h.Letter of Credit, lengkapi dengan mekanismenya.
Jawaban :
Letter of Credit merupakan salah satu jasa bank yang diberiukan kepada masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekpor-impor)termasuk barang dalam negeri(ntar pulau)kegunaan Letter of Credit adalah untuk mennampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importer)maupun penjual (ekportir) dagangannya.
Penyelesaian antara ekportir daan importir sangat tergantung dari jenis L/C nya. Adapun jenis – jenis L/C antara lain sebagai berikut:
A.Revocabel L/C
B.Irrevocabel L/C
C.Sight L/C
D. Usance L/C
E.Restricted L/C
F.Unrestricted L/C
G.Red clause L/C
H.Transferable L/C
I.Revolving L/C
J.Dan lain-lain.

i.Bank Garansi, lengkapi dengan mekanismenya.
Jawaban:
Bank garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan / lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud Bank menjamin akan memenuhi (membayar) kewajiban-
kewajiban dari pihak yg dijaminkan kepada pihak yang menerima jaminan, apabila yang dijamin kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan atau cedera janji.
Didalam pemberian fasilitas bank Garansi ada 3 pihak terlibat yaitu :
-Pihak penjamin (BANK)
-Pihak terjamin (NASABAH)
-Pihak penerima jaminan (PIHAK KETIGA)

(SUMBER: BUKU LEMBAGA KEUANGANANGAN SYARIAH, PROF. DR. JUHAYA S. PRADJA, M.A. PUSTAKA SETI)

3.Jelaskan dengan lengkap dan jelas mengenai ,
a.Simpanan Giro
b.Simpanan Tabungan
c.Simpanan Deposito
JA..WA..BAN
A.Simpanan Giro adalah Simpanan yg penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.  dana yg dipercayakan oleh masyarakat pada Bank dalam bentuk Giro, Deposito berjangka, Sertifikat Deposito, Tabungan atau yg dapat dipersamakan dengan itu.
B.Simpanan Tabungan adalah simpanan yg penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat syarat tertentu yg disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan / atau alat lainnya yg dipersamakan dengan itu.
C.Simpanan Deposito adalah simpanan yg penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan BANK. Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ke tiga yang dikeluarkan oleh bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya, dimana simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu (Jatuh tempo) lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap hari.

4.Tn. A bermaksud menyimpan uang dalam deposito on call sejumlah 60 juta rupiah, tanggal 4 agustus 2010 bunga 2% pm. Deposito on call dicairkan tanggal 22 agustus 2010. Berapa bunga yang diperoleh Tn. A ?
JA..WA..BAN
            lama deposit on call 4 – 22 = 18 hari
Bunga = 2 % x 60.000.000 x 18 hari
    30 hari

= Rp 720.000

5.Tn. A ingin membeli 10 lb sertifikat deposito @ 2 juta rupiah untuk jangka waktu 6 bulan pembayaran secara tunai. Bunga 12% dan diambil dimuka tunai, Tax 15%. Setelah jatuh tempo seluruh sertifikat depo dicairkan dan seluruh uangnya dimasukkan ke rekening gironya. Berapa jumlah yang harus di bayar oleh Tn. A ?
JA..WA..BAN
Total nominal(SD) 10 X 2.000.000
= 20.000.000
Bunga = 12% X 20.000.000  x 6 bulan
12 bulan

= Rp 1.200.000
Pajak = 15% x 1.200.000
          = Rp.180.000
Bunga dimuka = 1.200.000 – 180.000 = 1.020.000
Jumlah yg harus dibayar  = 20.000.000 – 1.020.000 = Rp. 18.980.000

6.    Transaksi yang terjadi pada rekening tabungan Tn. A selama agustus 2010
Tanggal    Keterangan    Jumlah (Rp)
01 Agustus 2010    Saldo    700.000,-
07 Agustus 2010    Tarik tunai    200.000,-
12 Agustus 2010    Transfer masuk    600.000,-
19 Agustus 2010    Setor kliring    100.000,-
26 Agustus 2010    Tarik tunai    1.000.000,-
Berapa jumlah bunga yang diperoleh Tn. A apabila bunga dihitung secara harian dan besarnya bunga 16% pa, tax 15% dan berapa saldo akhir tabungan pada bulan yang bersangkutan.
JA..WA..BAN
Tax/pajak = [700 ribu x 16% x(100% - 15 %)x26 hari] : 365 hari
= 112000×0,05×26 = 145600 : 365 hari
Pajak yg di dapat Rp 3.989
Saldo akhir = 700 ribu x 3% x 26
                                    365
= 1,495,890411

terima kasih kepada :
-Sumber : Catatan pratikum Terapan Komputer Perbankan
-Sumber : buku bank dan lembaga keuangan lainnya, dr.kasmir, PT. rajagrafindo persada, JAKARTA

Senin, 15 April 2013

I. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah

    Tidak dapat disangkal lagi bahwa penggunaan Macromedia Flash kini sudah menjadi standar animasi yang semakin hari banyak dipergunakan baik dalam pembuatan web site maupun karya seni yang menggunakan aplikasi vektor. Ini berarti sebuah karya seni dan animasi Flash bisa ditampilkan secara cepat ketika digunakan sebagai bagian desain sebuah halaman web maupun untuk animasi di sebuah halaman website. Microsoft, NETSCAPE, APPLE, dan AOL menjadi partner untuk mendistribusikan dan menjalankan Flash Player di semua platform, browsers, dan perangkat komputer, sehingga menjadikan Macromedia Flash 8 sebagai program animasi yang fleksibel. Disini penulis mencoba untuk menjelaskan animasi serta gambar tujuh keajaiban dunia terbaru yang lebih dikenal dengan “ New Seven Wonders”. Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih juga perkembangan dunia di zaman yang modern ini telah menjadikan era zaman ini menjadi zaman tehnologi komputer dalam berbagai bidang khususnya untuk pembuatan aplikasi animasi. Untuk membuat setiap orang tertarik di perlukannya suatu animasi dan juga disertai gambar-gambar yang berguna untuk memberikan pengetahuan tentang tujuh keajaiban dunia dalam bentuk yang berbeda. Oleh sebab itu, penulis memberi judul “Aplikasi sejarah tujuh keajaiban dunia menggunakan Macromedia Flash 8”.


1.2. Batasan Masalah
    Dalam penyusunan dan penulisan ilmiah ini maka penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan pada pokok permasalahan yaitu Penerapan aplikasi multimedia mengenai informasi tujuh keajaiban dunia dengan menggunakan Macromedia Flash 8. Beberapa langkah yang diperlukan, melalui program aplikasi Macromedia Flash 8, adapun maksud diadakan pembatasan masalah adalah agar dalam penyusunannya tidak terjadi kesalahan ataupun penyimpangan dari pokok pembahasan tersebut. Dan di dalam pembuatan animasi serta gambar ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang tujuh keajaiban dunia untuk para pelajar pada khususnya dan setiap orang pada umumnya.

1.3. Tujuan Penulisan
   

Adapun tujuan Penelitian Ilmiah ini adalah membuat aplikasi sejarah tujuh keajaiban dunia menggunakan web dan macromedia flash 8 untuk membantu manusia yang ingin mengetahui lebih banyak informasi tentang tujuh keajaiban dunia yang terbaru.



1.4. Metode Penelitian
Metode penelitian dimulai dengan studi pustaka, untuk mencari data atau materi dari perpustakaan, buku–buku lain yang berhubungan dengan  FlashCS8, buku-buku flash yang berhubungan dengan program serta dari internet.
 -    Processor  : intel® CORE™2 DUO CPU    T7300 @ 2.00 GHz (2CPUs)
 -     Memory   : 2006Mb Ram
 -     OS           : Windows Xp
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan aplikasi ini di perlukan  ketelitian dalam mempelajarinya serta menyusun dan mempraktekannya didalam aplikasi, dengan menggunakan aplikasi berbasis sistem grafis yitu Macromedia Flash 8.


1.5. Sistematika Penulisan
    Dalam penulisan ilmiah ini, penulis mencoba untuk menyusun secara sistematika agar isi penulisan ilmiah ini sesuai dengan tema pokok pembahasan yang membahas secara keseluruhan dan dirinci sedemikian rupa agar dapat di mengerti oleh pembaca dengan lebih mudah, terperinci dan jelas. Agar maksud dan tujuan tersebut dapat dilaksanakan maka penulisan ilmiah ini akan dibagi dalam beberapa bab, serta pada masing-masing bab terdiri atas sub-sub bagian. Sistematika penulisan pada makalah ini dapat diringkas menjadi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
    Berisi tentang Latar Belakang Pemilihan Judul, Masalah dan Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II.  LANDASAN TEORI
    Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung atau berhubungan dengan penulisan ilmiah ini antara lain pengertian Sistem informasi, Penjejakan (navigasi), Disain antarmuka, Pengenalan Multimedia, tujuh keajaiban dunia, dan ruang lingkup mengenai Macromedia Flash 8.

BAB III . ANALISA DAN PEMBAHASAN
     bab ini berisi mengenai pembahasan rancangan yang terdiri dari
struktur navigasi, input-output dan tahapan-tahapan dari pembuatan benda-benda yang terdapat pada tujuh keajaiban dunia sampai dengan cara kompilasi (peng-compile-an).

BAB IV  PENUTUP    
Berisikan penutup yang mengarah pada pemberian kesimpulan dan saran untuk pengembangan selanjutnya


Rabu, 20 Maret 2013

Pengembangan system informasi

Pengembangan system informasi

Prinsip pengembangan sistem
1.      Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.
2.      Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal besar maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
a.       Semua alternative yang ada harus diinvestigasikan
b.      Investasi yang terbaik harus bernilai.
3.      Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4.      Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem
5.      Proses pengembangan sistem tidak harus urut
6.      Jangan takut membatalkan proyek
7.      Dokumentasi harus ada untuk  pedoman dalam pengembangan sistem
Tahap-tahapan Pengembangan Sistem Informasi

1.Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:

- Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.

- Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian dapat dicegah sejak awal.

- Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.

- Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal.

2.Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer  dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian sistem
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalahmasalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.


4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangansistem yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.

5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
b. Mengumumkan rencana implementasi
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
d. Menyiapkan database
e. Menyiapkan fasilitas fisik
f. Memberikan pelatihan dan workshop
g. Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
h. Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.


6. Tahap Pasca Implementasi
Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.

Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Metode-metode pengembangan perangkat lunak yang ada pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode fungsi/data (function data methods) dan metode berorientasi objek (object-oriented methods). Pada intinya metode fungsi atau data memberlakukan fungsi dan data secara terpisah. Motode berorientasi objek memberlakukan fungsi dan data secara ketat sebagai satu kesatuan.
Metode fungsi atau data membedakan fungsi dan data. Fungsi, pada prinsipnya, adalah aktif dan memiliki perilaku sedangkan data adalah pemegang informasi pasif yang dipengaruhi oleh fungsi. Sistem biasanya dipilah menurut fungsi, di mana data dikirim di antara fungsi-fungsi tersebut. Fungsi kemudian dipilah lebih lanjut dan akhirnya diubah menjadi kode sumber (program komputer).
Sistem yang dikembangkan dengan metode fungsi/data sering sulit pemeliharaannya. Problem utama dengan metode fungsi atau data adalah bahwa seluruh fungsi harus paham bagaimana data disimpan. Dengan kata lain, fungsi harus paham struktur datanya. Seringkali dalam hal-hal
tertentu tipe data yang berbeda memiliki format data yang sangat berbeda. Problem lain dalam metode fungsi atau data adalah bahwa manusia secara alami tidak berfikir secara terstruktur. Dalam kenyataannya  spesifikasi kebutuhan biasanya diformulasikan dalam bahasa manusia.
              Metode berorientasi-objek mencoba menstrukturkan sistem dari item-item yang ada dalam domain masalah. Metode ini biasanya sangat stabil dan perubahannya sangat sedikit Perubahan yang terjadi biasanya mempengaruhi hanya satu atau sedikit hal tertentu, yang artinya
perubahan yang dibuat hanya terjadi secara lokal di sistem.

Alasan yang diperlukan Pengembangan System Informasi
1.      Untuk meraih kesempatan – kesempatan dalam berbagai hal
2.      masalah yang timbul dari sistem yang lama
3.    instuksi dari pimpinan atau adanya peraturan dari pemerintah.


ANALISIS SYSTEM PENGEMBANGAN INFORMASI
Analisis system didefinisikan sebagai penguraian dari suatu system informasi yang utuh ke dalam begian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mnegevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkn perbaikkan.
Tahap analisis dilakukan setelah tahap perencanaan system dan sebelum tahap desain system. Tahap ini merupakan tahap yang kritis karena kesalahan dalam tahap ini menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Misalanya anda diharapkan pada seuatu masalah untuk menentukan seberapa jauh system tersebut telah mencapai sasarannya. Jika system mempunyai beberapa kelemahan, anda harus dapat menemukannya. Tugas ini yang disebut sebagai analisis system. Tugas utama dari proses analisis system meliputi :
• Menetukan lingkup system
• Mengumpulkan fakta
• Menganalisis fakta
• Mengkomunikasikan temuan-temuan tersebut melalui laporan analisis system
Fakta merupakan bagian dari informasi yang menunjukkan realita, situasi dan relasi yang menjamin analisis dan pemodelan.
Pengumpul permintaan
Untuk melaksanakan pekerjaan, anlais system perlu menentukan lingkup dari system yang baru dan mendaptkan informasi yang banyak. Ada 3 sumber dari fakta studi, yaitu :
• System yang berjalan
• Sumber internal lainnya
• Suber eksternal
Langkah-langkah analisis system
Langkah-langkah dasar yang dilalui dalam analisis system adalah :
1. Identify, mengidentifikasi masalah
2. Understand, memahami kerja system yang ada
3. Analyze, menganalisis system
4. Report, membuat laporan

Keuntungan dari pemodelan system yang berjalan
Model system yang lama menyediakan kesempatan untuk menentukan apakah system memuaskan, perlu sedikit perbaikan, membutuhkan pemeriksaan yang besar, atau diganti. Model ini juga menyediakn sumber ide perancangan unuk membantu analis mengidentifikasikan sumber yang ada bagi system yang baru.
Saat system baru diimplementasikan, analis bertanggung jawab terhadap penentuan waktu pelaksanaan dan kegiatan yang dibutuhkan untuk menghapus pertahap system yang berjalan dan memulai mengoperasikan system yang baru. Saat dikonversi, analis harus mengetahui tidak hanya kegiatan apa yang akan dilaksanakan tetapi juga kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan. Dengan mempelajari dan memodelkan system yang berjalan, analisis akan memperoleh jawaban-jawaban tersebut
Kerugian dari pemodelan system yang tidak berjalan
Dalam banyak situasi dengan kondisi system baru unik dan berbeda sekali dengan system yang ada, mempelajari system yang berjalan kadang-kadang menyesatkan. Buruknya, system yang berjalan mejadi tidak relevan dan menganalisisnya manjadi menghabiskan waktu dan uang. Untuk apa menganalisis dan memodelkan system yang akan dibuang ?” lebih menyenangkan jika mengidentifikasikan apa yang dibutuhkan system baru dibandingkan menggulang kesalah atau membicarakn kembali apa yang terjadi dengan system yang berjalan




Selasa, 19 Maret 2013

 SEJARAH PERBANKAN BRI

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian reville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 agustus 1992berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

BIDANG USAHA
Sampai sekarang Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 tetak konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK (Kredit Usaha Kecil) pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa. Pada 19 Januari 2013, BRI juga meluncurkan sistem e-Tax, yaitu layanan penerimaan pajak daerah secara online melalui layanan cash management.

Visi BRI
  • Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.
Misi BRI
  • Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
  • Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
  • Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.


Jumat, 11 Januari 2013

Audit Sistem Informasi

Nama : Affan Zayyan Auni
Kelas : 3DB18
Npm : 30110245


Audit Sistem Informasi
Audit Sistem Informasi merupakan proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien (Weber, 2000). Pengertian ini selaras dengan tujuan audit mutu internal dalam ISO 9001:2000. Audit Sistem Informasi sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain: Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral Science.

Pada dasarnya, Audit TI dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Pengendalian Aplikasi (Application Control) dan Pengendalian Umum (General Control). Tujuan pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang diguna-kan untuk melakukan pemrosesan data. Sementara, tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan.

Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya, pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat pengendalian umum memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas pengendalian-pengendalian aplikasi.

Dalam praktiknya, tahapan-tahapan dalam audit  system informasi tidak berbeda dengan audit pada umumnya. Tahapan perencanaan, sebagai suatu pendahuluan, mutlak perlu dilaku-kan agar auditor mengenal benar objek yang akan diperiksa. Di samping, tentunya, auditor dapat memastikan bahwa qualified resources sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik ( best practices ). Tahapan perencanaan ini akan menghasilkan suatu pro-gram audit yang didesain sedemikian rupa, sehingga pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien, dan dilakukan oleh orang-orang yang kompeten, serta dapat dise-lesaikan dalam waktu sesuai yang disepakati.

Dalam pelaksanaannya, auditor system informasi mengumpulkan bukti-bukti yang memadai melalui berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi dan review dokumentasi (termasuk review source-code bila diperlukan).